Wednesday, July 7, 2010

Bagaimana Sikap Anda Terhadap Hamba Allah Begitulah Allah Memperlakukan Anda

Segala puji bagi Allah Subhaanahu Wata’ala Tuhan semesta alam, shalawat dan salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya.

Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata’ala Menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang”. (HR. Bukhari).

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)?

Siapa yang menyayangi makhluk (Allah Subhaanahu Wata’ala) maka akan di sayangi oleh sang pencipta (Allah Subhaanahu Wata’ala). Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: ”Orang-orang yang penyayang akan di sayangi oleh Yang Maha Penyayang, sayangilah apa yang terdapat di muka bumi maka maka kalian akan di sayangi oleh apa yang terdapat di langit (penghuninya)”.(HR. Tirmidzi).

Perhatikanlah untuk selalu memberikan keringanan dan kemudahan untuk orang lain agar Allah Subhaanahu Wata’ala Memberikan keringanan buat anda.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang memberikan kemudahan atas kesusahan seorang muslim, maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan memberikan kemudahan buat dia atas kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat”.(HR. Bukhari).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menyelamatkan orang yang sedang kesusahan, maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan membukakan (menyelamatkan) dia dari kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat”. (HR. Ahmad).

Bantulah orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka (yang baik) maka anda akan mendapatkan pertolongan dari Allah Subhaanahu Wata’ala

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah Subhaanahu Wata’ala Akan senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang (memenuhi) kebutuhan saudaranya maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan memenuhi kebutuhannya”.(HR. Muslim).

Permudahlah untuk orang yang tidak mampu…maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan mempermudah kamu

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: ”Barangsiapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang tidak mampu maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan memberikan kemudahan untuknya di dunia dan akhirat”.(HR. Muslim).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: ”Sebelum (masa) kalian (dulu) terdapat seorang pedagang yang memberikan piutang kepada orang lain, jika ia melihat (orang yang di hutanginya) tidak mampu untuk membayar (hutangnya) ia mengatakan kepada pegawainya: maafkanlah ia, semoga Allah Subhaanahu Wata’ala Memaafkan (dosa-dosa) kita, kemudian Allah Subhaanahu Wata’ala Memaafkan (dosa-dosa) nya”.(HR. Bukhari).

Bersikap ramahlah dengan hamba-hamba Allah Subhaanahu Wata’ala Maka anda termasuk dari do’a Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

“Ya Allah! Barangsiapa yang bersikap ramah dari umatku maka berilah kasih sayang untuknya, dan barangsiapa yang menyusahkan mereka maka susahkanlah mereka”.(HR. Ahmad).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata’ala Maha Lembut dan menyukai yang ramah atau yang berlemah lembut, dan Dia memberikan kepada orang yang bersikap ramah apa yang tidak Dia berikan kepada orang yang kejam”. (HR. Muslim).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang (mengharamkan) keramahan (kelemah lembutan), maka dia tidak akan mendapatkan kebaikan”. (HR. Muslim).

Tutuplah (aib) orang lain maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan menutupi aib anda

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat”. (HR. Muslim).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menutup aurat (aib) seorang saudaranya semuslim, maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan menutupi auratnya (aibnya) pada hari kiamat”. (HR. Ibn Majah).

Maafkanlah kesalahan saudara anda… maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan memaafkan kesalahan anda

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa memaafkan (kesalahan) seorang muslim, maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan memaafkan kesalahannya”. (HR. Abu Daud).

Berikanlah makanan kepada orang-orang muslim, maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan memberikan makanan (rezki) kepada anda.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Siapapun dari seorang mukmin yang memberikan makanan kepada seorang mukmin karena kelaparan, maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan memberikan makanan untuknya dari buah-buahan surga”. (HR. Tirmidzi).

Berilah air minum kepada orang-orang muslim, maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan memberi anda air minum

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa dari seorang mukmin yang memberikan air minum kepada seorang mukmin karena kehausan, maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan memberinya air minum pada hari kiamat dari air anggur yang lezat”.(HR. Tirmidzi).

Berikanlah pakaian kepada orang-orang muslim, maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan memberi pakaian kepada anda

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa dari seorang mukmin yang memberikan pakaian kepada orang yang telanjang, maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan memberinya pakaian dari khadir surga”. (HR. Tirmdizi).

Maka bagaimana anda bersikap kepada hamba-hamba Allah Subhaanahu Wata’ala, begitupun Allah Subhaanahu Wata’ala Akan memperlakukan anda, maka silahkan anda memilih untuk diri anda suatu keadaan yang Allah akan memperlakukan anda seperti perlakuan anda, bersikaplah (berinteraksilah) kepada hamba-hamba Allah, dengan hal itu anda akan mendapatkan balasannya.

Berhatilah-hatilah dari menyakiti orang lain, karena Allah Subhaanahu Wata’ala Akan menyiksa anda

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata’ala Akan menyiksa orang-orang yang menyiksa manusia di dunia”.(HR. Tirmidzi).

Allah Subhaanahu Wata’ala Berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya..”. (QS. Al Baqarah: 49).

Dan dalam surah yang lain Allah Subhaanahu Wata’ala Berfirman: “…dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”.

Balasan sesuai dengan jenis pekerjaan

Allah Subhaanahu Wata’ala Akan memperlakukan seorang hamba sebagaimana seorang hamba memperlakukan (saudaranya) hamba-hamba yang lain, maka perlakukanlah hamba-hamba Allah Swt dengan perlakuan yang anda sukai Allah Subhaanahu Wata’ala Memperlakukan anda seperti perlakuan itu. Maka bersikap ramahlah kepada hamba-hamba Allah Subhaanahu Wata’ala Maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan memperlakukan anda seperti itu.

Allah Subhaanahu Wata’ala Berfirman: “…dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (At Taghaabun: 14).

Dan dalam surah yang lain Allah Subhaanahu Wata’ala Berfirman: “…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang, apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An Nuur: 22).

Berhati-hatilah dari mempersulit hamba-hamba Allah Subhaanahu Wata’ala

Maka anda akan termasuk dari do’a Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Ya Allah! Barangsiapa yang memimpin dari urusan umatku sedikitpun, kemudian dia mempersulit mereka maka persulitlah ia, dan barangsiapa yang memimpin dari urusan umatku sedikitpun lalu ia bersikap ramah dengan mereka maka kasihilah ia”. (HR. Muslim).

Jangan anda menyakiti orang-orang muslim yang lain dengan mencari-cari aib mereka

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mencari-cari aib saudaranya semuslim yang lain maka Allah akan menyelidiki aibnya, dan barangsiapa yang di selidiki oleh Allah Subhaanahu Wata’ala Aibnya maka akan di ekspose (aibnya) sekalipun dia berada di dalam (koper) pejalanannya”. (HR. Tirmidzi).

“Dan barangsiapa yang mengungkap aurat (aib) saudaranya semuslim, maka Allah Subhaanahu Wata’ala Akan mengungkap auratnya (aibnya) sampai Allah Subhaanahu Wata’ala Akan mencemarkan aibnya di rumahnya”.( HR. Ibn Majah).

Jangan anda menahan kasih sayang anda terhadap orang lain

Sebab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang tidak menyayangi manusia maka Allah Subhaanahu Wata’ala Tidak akan menyayanginya”.(HR. Muslim).

Bagaimanapun sikap anda terhadap seseorang, maka anda akan mendapat balasannya yang setimpal dari Allah Subhaanahu Wata’ala

Bersungguh-sungguhlah, (semoga Allah Subhaanahu Wata’ala Memberikan taufik untuk anda!) untuk memberikan manfaat untuk hamba-hamba Allah Subhaanahu Wata’ala, sebagai bentuk ketaatan terhadap sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam : “Barangsiapa dari kalian yang mampu untuk memberikan manfaat bagi saudaranya maka lakukanlah!”. (HR. Muslim).

Dan berbuat baiklah kepada mereka, sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata’ala Menyukai orang-orang yang berbuat baik. Jadilah orang yang bersikap ramah dan lemah lembut kepada mereka.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Akan di haramkan untuk masuk neraka setiap orang yang berlemah lembut, ramah dan mempermudah (masalah) dari manusia’.

Maafkan mereka, ampuni mereka, semoga Allah Subhaanahu Wata’ala Mengampuni anda, sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata’ala Tidak akan menyia-nyiakan orang yang berbuat kebaikan.

Dan penutup do’a kami ialah: “alhamdulillah rabbil ‘aalamin”. Artinya: segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Sahalawat dan salam kepada baginda Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kepada keluarganya dan kepada seluruh sahabatnya.

Rasullah SAW , kekasih Allah



Suatu saat beberapa sahabat menunggu Rasulullah SAW di masjid Madinah. Mereka berdiskusi soal agama. Sampai pada suatu tema, mereka berbicara tentang topik kelebihan para rasul dan nabi.

Ibnu Abbas RA menuturkan, sebagaimana dicatat Ad-Darami dan At-Tirmidzi dalam kumpulan hadist mereka, ada seorang sahabat berkata, “Sungguh menakjubkan! Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai kawan dekat-Nya.”

Yang lain menyahut, “Lebih hebat lagi Allah telah bercakap-cakap secara langsung dengan Musa!”

Sebagian lagi mengutarakan, “Isa sebagai kalimat Allah dan Ruh-Nya.”
Ada lagi yang mengatakan. “Allah telah memilih Adam.”

Pernyataan-pernyataan para sahabat itu telah menimbulkan perbedaan pendapat. Dan mereka belum menemukan kata akhir, siapakah yang lebih dari yang lain. Sementara dalam ayat disebutkan, “Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi itu atas sebagian yang lain.” – QS Al-Isra’ (17):55.

Tanpa disadari para sahabat, ternyata yang dinanti, Rasulullah SAW, sudah berdiri dibelakang mereka. Dan beliaupun sudah mendengar apa yang mereka bicarakan.
Dengan wajah mengepresikan tanya, para sahabat menunggu Nabi bersabda.

Bukan Kesombongan

“Aku telah mendengar apa yang kalian percakapkan dan memaklumi keheranan kalian terhadap keberadaan Ibrahim sebagai kawan dekat Allah, memang begitulah adanya. Terhadap keberadaan Musa sebagai orang yang diajak bercakap-cakap langsung, memang begitulah adanya. Terhadap keberadaan Isa sebagai kalimat dan Ruh-Nya, juga memeng begitulah adanya. Sedang aku adalah kekasih Allah ( Habib Allah ), dan ini bukan kesombongan.”

Beberapa sahabat yang mendengar keterangan, sedikit plong hatinya. Berarti mereka sudah menemukan jawaban atas apa yang mereka perdebatkan.

Nabi SAW melanjutkan, “Aku menjadi pembawa bendera kemulian pada hari kebangkitan, Aku adalah pembela pertama dan orang pertama yang dikabulkan syafa’atnya, dan ini bukan sebuah kesombongan. Aku adalah orang pertama yang mengetuk pintu surga, dan Allah akan membuka pertama kalinya untukku dan mempersilahkan aku memasukinya dengan orang-orang miskin diantara kalian. Aku adalah orang yang paling dimuliakan idi zaman awal dan di zaman akhir, dan sungguh ini bukan sebuah kesombongan.”

Istilah Habib Allah inilah yang sering disebut-sebut dalam syair dan qashidah maulid. Mayoritas ulama berpendapat, kekasih Allah lebih tinggi daripada kawan dekat allah ( Khalilullah ). Salah satunya pendapat Imam Abu Bakar bin Furak, berdasarkan sebuah pendapat ahli kalam, “Khalil mencapai Allah melalui sebuah perantaraan sebagai yang diisyaratkan dalam firman_Nya, “Demikianlah langit dan perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda kekuasaan Kami di langit dan di bumi.” – QS Al-An’am (6):75.

Sementara bagaimana “ Seorang yang cinta” mencapai Allah, diisyaratkan dalam firman-Nya, “…Dia sangat dekat dua ujung busur mata panah atau lebih dekat lagi.”- QS An-Najm (53):9.

Khalil berkata, “Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang yang datang kemudian.” – QS As-Syu’ara (26):84. Sedang kepada orang yang dicintai dikatakan, “Dan Kami tinggikan bagimu sebutan namamu.” – QS Alam Nasyrah (Al Insyirah):4.

Nabi Muhammad SAW dianugerahi sejumlah kemuliaan tersebut tanpa beliau memintanya.

Masih banyak lagi perbandingan yang menguatkan bahwa istilah Habib lebih tinggi dari Khalil. Dalam kehidupan sehari-hari, umumnya, kitapun lebih mengutamakan kekasih kita daripada kawan kita.

Sejumlah keterangan yang telah disampaikan, menurut Qadhi Iyadh bin Musa Al Yahsubi, dalam bukunya yang berjudul “Keagungan kekasih Allah, Muhammad SAW” menunjukkan ketinggian derajat Nabi Muhammad SAW.

Mengenal diri sendiri


Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengenal diri sendiri adalah :
1. Mencatat kelebihan dan kekurangan kita. Ambil waktu yang luang dan tenang untuk melakukan hal ini. Lalu biarkan pikiran kita menjelajah masa lalu. Catat prestasi-prestasi yang pernah kita lakukan, sifat-sifat kita yang baik atau yang kurang baik atau kesukaan (hobi) yang kita miliki. Bisa juga kita minta bantuan orang yang kita percayai dan mengenal diri kita secara dekat untuk ditanyai tentang apa sebenarnya kelebihan dan kekurangan kita.


2. Untuk membantu mengenal kelebihan dan kekurangan diri dekatkan diri kita kepada Allah SWT. Dengan ibadah, Allah akan memberikan banyak hidayah kepada kita, termasuk lebih mengenal diri sendiri. “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik”. (QS. 59 :19).


3. Gunakan catatan itu untuk memperbaiki kekurangan kita. Sebaliknya, menggunakan kelebihan yang kita miliki untuk merancang cita-cita yang sesuai dengan potensi (kelebihan) yang kita miliki.


4. Jangan lakukan mengenal diri hanya dengan mengenal kekurangan diri kita saja. Sebabnya dampaknya membuat kita menjadi minder. Apalagi jika kekurangan tersebut adalah kekurangan yang dicapkan orang lain kepada kita. Jangan hidup dengan label yang diberikan orang lain kepada kita padahal kita belum tentu seperti itu. Misalnya, kita percaya bahwa kita orang malas hanya karena beberapa orang mengatakan hal itu, padahal sebenarnya kita adalah orang yang rajin.


5. Mengenal diri sebenarnya bukan hanya siapa diri kita pada saat ini, tapi juga siapa diri kita di masa mendatang (konsep diri). Oleh sebab itu, kita bisa membentuk diri kita seperti apa yang kita kehendaki. Caranya, masukkan terus menerus pikiran positif seperti apa diri kita di masa mendatang. Yakin bahwa kita bisa berubah seperti apa yang kita maui. Niscaya diri kita di masa mendatang akan lebih baik dari diri kita di masa kini (terjadinya peningkatan kualitas diri).

Kiamat 21.12.2012 benarkah ?


Artikel berikut adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya "Hancurnya Dunia Semakin Dekat". Tulisan ini akan membongkar kekeliruan prediksi kiamat yang akan terjadi 21-12-2012. Isu ini sudah beredar di dunia maya sejak setahun yang lalu. Semoga tulisan ini bisa membentengi setiap muslim dari isu yang keliru semacam ini. Hanya Allah yang memberi taufik.

Beberapa kelompok dari seluruh dunia sedang berkumpul dan mulai menghitung mundur tanggal misterius yang telah dinanti-nanti ratusan tahun: 21 Desember 2012. Berbagai kelompok dari Amerika, Kanada dan Eropa, para pengikut sekte apokaliptis (kiamat) dan beberapa individu mengatakan bahwa hari tersebut adalah hari terakhir dunia ini.

Mereka yang percaya bahwa kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012, mendasarkan kepercayaan mereka pada kalender yang dibuat oleh suku Maya, yang ditemukan di reruntuhan di Meksiko. Masyarakat Maya Kuno, yang dikenal maju ilmu matematika dan astronominya, mengikuti “perhitungan panjang” kalender yang mencapai 5126 tahun. Ketika peta astronomi mereka dipindahkan ke kalender Gregorian, yang digunakan secara standar sekarang, waktu perhitungan bangsa Maya berhenti pada 21 Desember 2012. Mereka yang percaya juga mengatakan adanya hubungan lain selain antara kalender maya dan kehancuran yang akan datang. Matahari akan terhubung lurus dengan pusat Tata Surya pertama kalinya semenjak 26000 tahun yang lalu, yang menandai puncak musim dingin. Beberapa orang mengatakan hal ini akan mempengaruhi aliran energi ke bumi, atau karena adanya sunspot dan sunflare yang jumlahnya membengkak, menyebabkan adanya efek terhadap medan magnet bumi.

Tukang ramal Indonesia, Mama Lauren pun sempat angkat bicara di transTV bahwa paranormal tidak bisa menembus tahun 2013 (hanya mentok di 2012).

Apakah betul prediksi kiamat 2012? Semoga ajaran Islam yang haq bisa mengungkapkannya. Hanya Allah yang memberi kemudahan dan taufik.

Tidak Ada yang Mengetahui Kapan Datangnya Hari Kiamat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh malaikat Jibril yang datang dalam wujud seorang Arab Badui, beliau ditanya mengenai kapan hari kiamat terjadi. Lantas beliau menjawab,

مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ

“Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.”[1]

Sungguh sangat mengherankan yang terjadi saat ini. Beberapa kelompok atau tukang ramal yang sudah pasti suka berdusta, ada yang mengetahui kapan terjadinya kiamat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri tidak mengetahui terjadinya hari kiamat, padahal beliau adalah orang yang paling dekat dengan Allah. Begitu pula malaikat Jibril selaku penyampai wahyu dari Allah juga tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat. Jika Nabi yang paling mulia dan malaikat yang mulia saja tidak mengetahui tanggal, bulan atau tahun terjadinya hari kiamat, sudah sepantasnya orang selain keduanya tidak mengetahui hal tersebut.

Perlu ditegaskan pula bahwa waktu terjadinya hari kiamat termasuk perkara ghoib dan menjadi kekhususan Allah yang mengetahuinya. Sehingga sungguh sangat dusta jika beberapa paranormal (yang sebenarnya tidak normal) bisa menentukan waktu tersebut, baik Mama Laurent, suku Maya di Meksiko atau pun yang lainnya. Ingatlah, hanya Allah yang mengetahui terjadinya kiamat.

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لا تَأْتِيكُمْ إِلا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ

“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Kapan terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabbku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".” (QS. Al A’raf: 187)

يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا

“Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al Ahzab: 63)

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا, فِيمَ أَنْتَ مِنْ ذِكْرَاهَا, إِلَى رَبِّكَ مُنْتَهَاهَا
“(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya?. Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya). Kepada Rabbmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).” (QS. An Naazi’at: 42-44)

Ayat-ayat di atas dengan sangat jelas menunjukkan bahwa tidak satu pun makhluk yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, tidak ada yang mengetahui waktunya selain Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tidak mengetahui karena waktu tersebut termasuk di antara mafaatihul ghoib (kunci-kunci ilmu ghoib) yang hanya Allah saja yang mengetahuinya. Mengenai mafaatihul ghoib yang dimaksudkan dapat dilihat pada firman Allah,

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34)

Disebutkan pula dalam kitab Shahih Al Bukhari dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَفَاتِحُ الْغَيْبِ خَمْسٌ

“Kunci ilmu ghoib itu ada lima.”[2] Kemudian beliau pun membaca firman Allah (yang artinya), “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat, ... dst”.

Sebelum Terjadinya Kiamat, Akan Muncul Tanda-Tanda Terlebih Dahulu

Ketika menjelaskan tentang hadits Jibril yang datang dengan penambilan Arab Badui dan bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kapan terjadinya hari kiamat, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa beliau sendiri tidak mengetahui tentang kapan terjadinya kiamat dibanding dengan yang bertanya. Orang yang bertanya tersebut nampak seperti orang Arab Badui dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baru mengetahui bahwa dia adalah Jibril setelah dia pergi. Ketika menjawab pertanyaan kapankah kiamat terjadi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyangka bahwa bahwa orang itu adalah Arab Badui. Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja mengatakan tentang dirinya bahwa beliau tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat dibanding Arab Badui tadi, maka lebih-lebih lagi dengan orang-orang selain beliau tidak pantas untuk mengetahui hal itu. Anehnya lagi, Al Qur’an dan hadits Nabi menyatakan bahwa kiamat itu memiliki tanda-tanda sebelumnya dan itu amatlah banyak yang datang satu demi satu. Namun ketika waktu sesuai dengan prediksi mereka datang, anehnya tidak ada satu pun tanda-tanda kiamat yang muncul.”[3] Itulah anehnya. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa kiamat itu akan datang setelah muncul beberapa tanda sebagaimana disebutkan dalam hadits Hudzaifah bin Asid Al Ghifariy,

اطَّلَعَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ « مَا تَذَاكَرُونَ ».قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ « إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ ». فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ -صلى الله عليه وسلم- وَيَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلاَثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan kami ketika berbincang-bincang. Beliau berkata, ‘Apa yang sedang kalian perbincangkan?’ Kami menjawab, ‘Kami sedang berbincang-bincang tentang hari kiamat.’ Beliau berkata, ‘Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda.’ Beliau menyebutkan, ’[1] Dukhan (asap), [2] Dajjal, [3] Daabah, [4] terbitnya matahari dari barat, [5] turunnya Isa ‘alaihis salam, [6] keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, [7,8,9] terjadinya tiga gerhana yaitu di timur, barat dan di jazirah Arab, yang terakhir adalah [10] keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat berkumpulnya mereka’.”[4]

Nabi ‘Isa sendiri turun kembali ke muka bumi dan beliau tinggal selama 40 tahun lamanya. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita mengenai Nabi ‘Isa,

فَيَمْكُثُ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى وَيُصَلِّى عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ

“Nabi ‘Isa tinggal di muka bumi selama 40 tahun kemudian meninggal dan dishalatkan oleh kaum muslimin.”[5] Dari sini, mungkinkah kiamat terjadi tahun 2012?!

Perlu diketahui bahwa berdasarkan berbagai dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah, para ulama membagi tanda hari kiamat menjadi dua macam yaitu tanda shughro (kecil) dan tanda kubro (besar). Tanda kiamat shughro sendiri ada yang telah terjadi dan ada yang belum terjadi, ada pula yang berlangsung bukan sekali bahkan terus menerus dan lama kelamaan tanda tersebut lebih banyak terjadi dari waktu-waktu sebelumnya.

Secara lebih lengkap, tanda-tanda kiamat dapat dibagi menjadi empat macam:

Pertama, tanda shughro yang pernah terjadi dan telah berakhir. Contohnya adalah diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan terbelahnya bulan.

Kedua, tanda shughro yang terus menerus terjadi dan berulang. Contohnya adalah menyerahkan amanah kepada orang yang bukan ahlinya, muncul para pendusta yang mengaku sebagai nabi, muncul wanita-wanita yang berpakaian namun hakekatnya telanjang dan merebaknya perzinaan.

Ketiga, tanda shughro yang belum terjadi. Contohnya adalah tanah Arab akan menjadi subur dan penuh pengairan.

Keempat, tanda kubro, artinya bila tanda-tanda ini muncul, maka kiamat sebentar lagi akan tiba. Di antara tanda tersebut adalah munculnya Dajjal. Akhirnya Dajjal pun dibunuh oleh Nabi ‘Isa. Kemudian muncul pula Ya’juj dan Ma’juj di zaman Nabi ‘Isa. Ya’juj dan Ma’juj juga dimusnahkan oleh Nabi ‘Isa.

Prediksi Kiamat dengan Cara Apapun Tidaklah Tepat

Sudah sejak dulu banyak orang yang mengklaim terjadinya kiamat pada tanggal-tanggal tertentu. Anehnya lagi yang dipilih adalah angka-angka cantik layaknya memilih angka menarik ketika beli voucher perdana. Ada yang mengatakan bahwa kiamat akan terjadi tanggal 19 September 1990 (19-9-1990), sebagaimana yang pernah kami dengar ketika duduk di bangku SD. Ada yang memprediksi tanggal 9 September 1999 (9-9-1990). Ada pula yang memprediksi 1 Januari 2000 (1-1-2000). Namun prediksi-prediksi dengan angka cantik ini semuanya meleset. Entah mereka membuat alasan apa lagi untuk mengelak jika kiamat benar-benar tidak terjadi tanggal 21 Desember 2012 (21-12-2012). Atau mereka mau membuat tanggal cantik lainnya. Mungkin saja bisa diprediksikan bahwa kiamat terjadi tanggal 10 Oktober 2010 (10-10-2010) atau 21 Desember 2112 (21-12-2112). Setiap orang mungkin bisa saja mengarang-ngarang hal ini sekehendaknya, sesuai dengan angka mana yang ia sukai. Namun ingatlah, janganlah sampai kita membicarakan tentang ilmu Allah tanpa dasar sama sekali. Perkara kapan kiamat itu terjadi adalah perkara ghoib, tidak perlu sibuk-sibuk membahasnya. Sibuk-sibuk mencari-cari waktu tersebut sangat bertentangan sekali dengan metode Al Qur’an yang memerintahkan kita untuk tidak membahasnya.

Dr. ‘Umar Sulaiman Al Asyqor mengatakan, “Semestinya yang dilakukan adalah sebagaimana yang dilakukan oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan para ulama umat ini dalam sejarah. Seandainya membicarakan kapan terjadinya kiamat adalah suatu kebaikan untuk manusia, tentu Allah Ta’ala akan memberitahukannya kepada mereka. Akan tetapi, Allah sendiri tidak memberitahukan hal tersebut. Maka inilah yang terbaik bagi mereka.”[6]

Selain itu pula para sahabat tidaklah pernah membicarakan hal ini, maka barangsiapa yang sibuk-sibuk mencari-cari waktu tersebut dan membicarakannya atau dengan memprediksi melalui perhitungan-perhitungan yang dianggap ilmiah, atau memprediksi melalui gejala-gejala alam, berarti dia telah melakukan sesuatu yang tidak ada tuntunannya sama sekali (baca: bid’ah). Para ulama salaf seringkali mengatakan,

لَوْ كَانَ خَيرْاً لَسَبَقُوْنَا إِلَيْهِ
“Seandainya amalan tersebut baik, tentu mereka (para sahabat) sudah mendahului kita untuk melakukannya.”

Inilah perkataan para ulama pada setiap amalan atau perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh para sahabat. Mereka menggolongkan perbuatan semacam ini sebagai bid’ah. Karena para sahabat tidaklah melihat suatu kebaikan kecuali mereka akan segera melakukannya.[7]

Beberapa ulama masa silam, memang ada yang sempat membicarakan waktu kapan terjadinya kiamat bahkan mereka memiliki kitab tersendiri yang membahas hal itu. Sampai-sampai ada di antara mereka mengatakan bahwa dunia ini akan fana (binasa) setelah 500 tahun dari masa diutusnya Nabi Muhammad. Namun setelah 500 Hijriyah, kiamat pun tidak terjadi dan ini sebagai bukti kelirunya sangkaan mereka.

Di antaranya pula ada ulama besar yang memprediksikan waktu tersebut, yaitu Imam As Suyuthi –semoga Allah merahmati beliau-. Beliau bahkan membahas pada juz tersendiri yang dinamakan “Al Kasyfu (Mengungkap Terjadinya Hari Kiamat)”. Beliau menentukan tahun tertentu. Namun waktu yang ia perkirakan ternyata telah berlalu dan tidak terjadi kiamat sama sekali, bahkan belum juga muncul tanda-tandanya.

Begitu pula As Suhailiy memprediksi datangnya hari kiamat dengan menghitung-hitung huruf muqoto’ah (seperti alif laam miim dan haamiim) yang berada di awal-awal surat dalam Al Qur’an. Beliau memprediksikan bahwa kiamat akan terjadi 703 tahun setelah diutusnya Nabi, atau setelah Nabi berhijrah atau dihitung setelah Nabi wafat.[8] Hasil prediksi As Suhailiy pun meleset jauh. Sudah ratusan tahun, belum juga terjadi kiamat.

Begitu pula yang belakangan meneliti hal serupa adalah Dr. Baha’i. Beliau mengklaim bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 1710 H. Beliau melakukan perhitungan dari huruf-huruf muqotho’ah yang terdapat di awal-awal surat sebagaimana yang dilakukan sebelumnya oleh As Suhailiy. Anehnya walaupun dari cara yang sama, hasil perhitungan keduanya berbeda jauh. Dr. ‘Umar Sulaiman Al Asyqor pun membantah pernyataannya, “Ini adalah suatu metode yang benar-benar keliru. Orang-orang sebelum dia ada yang menggunakan metode yang sama melalui hitungan huruf-huruf muqhoto’ah. Namun hasil perhitungan orang-orang sebelum Dr. Baha’i tidaklah sama dengannya. Mereka memiliki cara perhitungan yang sama, tetapi hasil perhitungannya jauh berbeda. Inilah yang menunjukkan kelirunya cara mereka dan menunjukkan pula tidak terbuktinya penelitian mereka.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pun memiliki bantahan terhadap orang-orang semacam Dr. Baha’i dan yang sepemikiran dengannya. Beliau mengatakan,

“Siapa saja yang menyibukkan diri memprediksikan terjadinya kiamat pada tahun tertentu; di antaranya yang menulis kitab “Ad Durro Al Munazzom Fii Ma’rifati Al A’zhom” (dalam kitab tersebut disebutkan sepuluh dalil yang menunjukkan kapan terjadinya kiamat), begitu pula ada yang memprediksi dalam kitab “Huruful Mu’jam”, atau dalam kitab ‘Anqo’ Mughrib, atau orang-orang lain yang melakukan prediksi yang sama; walaupun itu dianggap suatu hal yang menakjubkan oleh pengikutnya, namun perlu diketahui bahwa mayoritas mereka adalah pendusta, yang telah tertipu, dan telah terbukti bahwa mereka hanya berbicara tanpa dasar ilmu. Sungguh mereka telah mengklaim dan mengungkap suatu yang ghoib tanpa dasar ilmu sama sekali. Padahal Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ إنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Katakanlah: "Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak atau pun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui".” (QS.Al A’rof: 33)”[9]

Ibnul Qayyim ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Allah mengurutkan keharaman menjadi empat tingkatan. Allah memulai dengan menyebutkan tingkatan dosa yang lebih ringan yaitu al fawaahisy (perbuatan keji). Kemudian Allah menyebutkan keharaman yang lebih dari itu, yaitu melanggar hak manusia tanpa jalan yang benar. Kemudian Allah beralih lagi menyebutkan dosa yang lebih besar lagi yaitu berbuat syirik kepada Allah. Lalu terakhir Allah menyebutkan dosa yang lebih besar dari itu semua yaitu berbicara tentang Allah tanpa ilmu. Larangan berbicara tentang Allah tanpa ilmu ini mencakup berbicara tentang nama dan shifat Allah, perbuatan-Nya, agama dan syari’at-Nya.”[10]

Oleh karena itu, hati-hatilah berbicara tentang kapan terjadinya kiamat tanpa dasar ilmu. Yang mengetahui hal tersebut hanyalah Allah. Prediksi apapun baik dengan penelitian ilmiah ataupun melalui perhitungan-perhitungan akurat, tidak bisa memastikan kapan terjadinya kiamat. Cukuplah kita menutup mulut dan menjaga lisan dari berbicara mengenai perkara ghoib semacam ini.

Kenapa Allah Menyembunyikan Kapan Terjadinya Kiamat?

Di antara alasannya adalah,

Alasan pertama: agar kiamat masih tetap jadi perkara yang ghoib. Seandainya kapan terjadinya kiamat itu diberitahu kepada makhluk, maka perkara tersebut tidaklah menjadi ghoib lagi. Padahal ciri orang beriman yang membedakannya dengan orang kafir adalah beriman pada yang ghoib. Allah Ta’ala berfirman,

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS. Al Baqarah: 3)
Alasan kedua: agar manusia tidak mengulur-ulur waktu untuk beriman dan beramal sholih. Seandainya kita diberitahu tanggal pasti terjadinya hari kiamat –misalnya tanggal 21 Desember 2012- , maka orang pun akan menunda-nunda untuk beramal dan terus bersantai ria. Paling yang terbetik dalam benaknya, “Ah, masih ada waktu untuk menikmati hidup, kiamat masih dua tahun lagi. Tunggu sampai bulan Oktober 2012 saja, barulah kita mulai beramal.” Lihatlah ada sikap menunda-nunda. Hal ini berbeda apabila kiamat disembunyikan waktunya. Karena setiap orang sudah mengetahui bahwa kiamat sudah dekat, tentu mulai saat ini juga dia banyak bertaubat pada Allah dan melakukan banyak ketaatan karena waktu yang tersisa cukup singkat. Oleh karena itu, janganlah menunda-nunda waktu selama masih diberi kehidupan dan janganlah terlalu panjang angan-angan. Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
“Apabila engkau berada pada sore hari, janganlah menunggu waktu pagi. Apabila engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu waktu sore. Ambillah masa sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum datang matimu.”[11]

Yang Mesti Dipersiapkan

Setelah pembahasan di atas, jelaslah bahwa berbagai klaim terjadinya hari kiamat pada tanggal, bulan dan tahun tertentu sungguh suatu kekeliruan karena hal ini sama saja telah berbicara tentang ilmu Allah tanpa dasar ilmu sama sekali. Sibuk-sibuk mencari-cari waktu tersebut sangat bertentangan sekali dengan metode Al Qur’an yang memerintahkan kita untuk tidak membahasnya. Yang semestinya dipersiapkan adalah bekal untuk menghadapi masa tersebut yaitu bekal iman dan amal sholih.

‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu memberi petuah kepada kita,

ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً ، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً ، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ ، وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا ، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلَ
“Dunia itu akan ditinggalkan di belakang. Sedangkan akhirat akan berada di hadapan kita. Dunia dan akhirat tesebut memiliki anak. Jadilah anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak dunia. Hari ini (di dunia) adalah hari beramal dan bukanlah hari perhitungan (hisab), sedangkan besok (di akhirat) adalah hari perhitungan (hisab) dan bukanlah hari beramal.”[12]

Meskipun Kiamat Belum Terjadi, Namun Masih Ada Kematian

Satu lagi yang mesti diperhatikan. Meskipun belum muncul beberapa tanda kubro, namun ada kematian yang pasti akan menghampiri setiap insan. Walaupun dia tidak menemui tanda kiamat kubro, setiap orang akan merasakan kematian cepat ataupun lambat. Tidak ada seorang pun yang bisa lari dari yang namanya maut. Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".” (QS. Al Jumu’ah: 8)

Kematian akan tetap menghampiri seseorang, walaupun dia berusaha bersembunyi di dalam benteng yang kokoh. Allah Ta’ala berfirman,

أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الموت وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa’: 78)

Jadi, kematian (maut) adalah benar adanya.

وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ

“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.” (QS. Qaaf: 19)

Sehingga pantaskah terbetik untuk menunda-nunda beriman dan beramal sholih. Sungguh, hanya orang yang hatinya tertutup dengan kelamnya maksiat yang tidak mau memperhatikan hal ini.

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS. Qaaf: 37)

Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk mempersiapkan diri menghadapi hari kebangkitan dan menghadapi kematian yang setiap kita pasti menemuinya.

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna

Mengapa iri hati ?


Pernah mungkin kita mendengar kisah dua orang tetangga dekat bisa saling bunuh. Penyebabnya karena yang satu buka toko dan lainnya pun ikut-ikutan. Akibat yang satu merasa tersaingi, akhirnya ada rasa iri dengan kemajuan saudaranya. Tetangga pun tidak dipandang. Awalnya rasa iri dipendam di hati. Namun karena semakin hangat dan memanas, akhirnya berujung pada pertikaian yang berakibat hilangnya nyawa. Sikap seperti ini pun mungkin pernah terjadi pada kita. Namun belum sampai parah sampai gontok-gontokan. Rasa iri tersebut muncul kadangkala karena persaingan. Sikap iri semacam ini jarang terjadi pada orang yang usahanya berbeda. Jarang tukang bakso iri pada tukang becak. Orang yang saling iri biasanya usahanya sama. Itulah yang biasa terjadi. Tukang bakso, yah iri pada tukang bakso sebelah. Si empunya toko sembako iri pada orang yang punya toko yang semisal, dan seterusnya.
Perlu diketahui bahwa iri, dengki atau hasad –istilah yang hampir sama- adalah menginginkan hilangnya nikmat dari orang lain. Asal sekedar benci orang lain mendapatkan nikmat itu sudah dinamakan hasad, itulah iri. Hasad seperti inilah yang tercela. Adapun ingin agar semisal dengan orang lain, namun tidak menginginkan nikmat pada orang lain itu hilang, maka ini tidak mengapa. Hasad model kedua ini disebut ghibthoh. Yang tercela adalah hasad model pertama tadi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَلاَ تَحَاسَدُوا ، وَلاَ تَبَاغَضُوا ، وَلاَ تَدَابَرُوا ، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
“Janganlah kalian saling hasad (iri), janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian saling membelakangi (saling mendiamkan/ menghajr). Jadilah kalian bersaudara, wahai hamba Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hasad Bisa Terjadi Pada Orang Beriman

Hasad bisa saja terjadi pada orang-orang beriman. Hal ini dapat kita lihat dalam kisah Nabi Yusuf dengan suadara-saudaranya. Sampai-sampai ayah Yusuf (Ya’qub) memerintahkan pada Nabi Yusuf agar jangan menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya agar tidak membuat mereka iri. Allah Ta’ala berfirman,

قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (QS. Yusuf: 5)

Lalu lihatlah bagaimana perkataan saudara-saudara Yusuf.

إِذْ قَالُوا لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَى أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“(Yaitu) ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata.”(QS. Yusuf: 8). Lihatlah bagaimana hasad pun bisa terjadi di antara orang beriman, bahkan di antara sesama saudara kandung.

Hasad (Iri) Tidak Ada Untungnya

Patut kita renungkan bersama bahwa rasa iri sebenarnya tidak pernah ada untungnya sama sekali. Yang ada hanya derita di dalam hati. Orang yang hasad pada saudaranya sama saja tidak suka pada ketentuan atau takdir Allah. Karena orang yang hasad tidak suka atas ketentuan Allah pada saudaranya. Padahal Allah yang menakdirkan saudaranya jadi kaya, saudaranya punya kedudukan, saudaranya sukses dalam bisnis, dan lainnya. Orang yang hasad sama saja menentang ketentuan ini. Allah Ta’ala berfirman,

أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَةُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Az Zukhruf: 32). Padahal Allah yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk hamba-Nya.

Orang yang hasad sama saja dengan orang yang menzholimi saudaranya. Oleh karena itu, orang yang didengki (dihasad) akan mendapatkan manfaat dari orang yang hasad di akhirat kelak. Kebaikan orang yang hasad akan diberikan pada orang yang didengki (dihasad) dan kejelekan orang yang didengki (dihasad) akan beralih pada orang yang hasad. Bisa terjadi seperti ini karena orang yang hasad layaknya orang yang menzholimi orang lain. Sehingga penyelesaiannya dengan jalan seperti itu. Lebih-lebih lagi jika hasad tadi diteruskan dengan perkataan, perbuatan dan ghibah (menggunjing), tentu akibatnya lebih parah.[1]

Itu tadi adalah akibat di akhirat. Sedangkan di dunia, orang yang hasad pun menderitakan berbagai kerugian. Jika orang yang ia hasad terus mendapatkan nikmat, hatinya akan semakin sedih dan terus seperti itu. Bulan pertama, ia hasad karena omset saudaranya meningkat 50 %, ini kesedihan pertama. Jika bulan kedua meningkat lagi, ia pun akan semakin sedih. Begitu seterusnya, orang yang hasad tidak pernah mendapatkan untung, malah kesedihan yang terpendam dalam hati yang ia peroleh waktu demi waktu.

Cara Mengatasi Penyakit Hasad

Agar kita tidak terjerumus dalam penyakit hati yang satu ini, maka ada beberapa kiat yang bisa kita lakukan, di antaranya:

Pertama: Pertebal iman dan rasa yakin pada takdir Allah, tentu saja dengan terus menambah ilmu.

Kedua: Mengingat akibat hasad yang berdampak di dunia maupun di akhirat.

Ketiga: Selalu bersyukur dengan yang sedikit. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4/278. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 667)

Keempat: Selalu memandang orang yang di bawahnya dalam masalah dunia. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِى الْمَالِ وَالْخَلْقِ ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ
“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang lain diberi kelebihan harta dan fisik [atau kenikmatan dunia lainnya], maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari no. 6490 dan Muslim no. 2963)

Dalam hadits lain disebutkan,

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Muslim no. 2963)

Kelima: Banyak mendoakan orang lain yang mendapatkan nikmat dalam kebaikan karena jika kita mendoakannya, kita akan dapat yang semisalnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Do’a seorang muslim kepada saudaranya ketika saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisinya ada malaikat (yang bertugas mengaminkan do’anya kepada saudarany). Ketika dia berdo’a kebaikan kepada saudaranya, malaikat tersebut berkata : Amin, engkau akan mendapatkan yang semisal dengannya.” (HR. Muslim no. 2733)

Setelah mengetahui hal ini, masihkah ada iri pada saudara kita? Semoga Allah memberi taufik untuk terhindar dari penyakit yang satu ini. Amin, Yaa Mujibas Saailin.

15 tips Pelajar cemerlang


Bercintalah dengan pelajaran, bertunang dengan mengulang kaji, berkahwinlah dengan peperiksaan, dan berbulan madulah dengan kejayaan. Anda berhak hebat, Kejayaan Milik Setiap Insan.

Bagaimana mahu jadi pelajar cemerlang? Apakah ciri -ciri pelajar cemerlang? Berikut adalah 15 tip atau petua untuk menjadi pelajar cemerlang:

1. Tuhan mencipta kita dengan penuh kesempurnaan. Bertindaklah dengan cemerlang.

2. Pelajar yang tidak berdisiplin semasa belajar, besar kemungkinan tidak berdisiplin sepanjang hayat.

3. Semua orang mahu berjaya tetapi cuma segelintir yang berjaya kerana mereka berjaya mengawal nafsu dan emosi.

4. Kita mudah lupa apa yang kita dengar. Kita sekadar tahu apa yang kita lihat. Kita akan faham apa yang kita amalkan/praktikkan.

5. Apabila kita belajar dengan niat untuk berkongsi ilmu atau pun mengajar orang lain, kita akan dapat kefahaman dan daya ingatan yang luar biasa.

6. Setiap hari, carilah alasan untuk berubah secara positif.

7. Di dalam dunia ini, cuma kita berupaya mengubah diri kita.

8. Apabila kita berubah, semua orang di sekeliling kita akan berubah seiringan dengan perubahan kita.

9. Setiap masalah berpunca daripada diri kita sendiri. Kita yang perlu menyelesaikannya.

10. Segala kehebatan sudah sedia ada dalam diri kita. Sekadar menanti untuk diserlahkan.

11. Orang biasa yang melakukan tindakan luar biasa menghasilkan prestasi luar biasa.

12. Jadikan setiap hari adalah hari terbaik dan sepanjang kehidupan anda akan cemerlang.

13. Kejayaan = Hidayah + Ilmu + Amal + Ikhlas + Istiqamah + Berterusan berubah secara positif.

14. Kejayaan adalah melakukan rutin yang positif secara berterusan.

15. Kegagalan adalah melakukan satu ataupun dua kesalahan berulang kali.


Sumber : Dato’ Dr. Fadzillah Kamsah

5 Perkara Yang Perlu Anda Lakukan Apabila Putus Cinta!


Apabila putus cinta, sebahagian besar tindakan dan pilihan anda dikuasai oleh emosi. Apabila emosi mengawal diri anda maka, anda sukar untuk berfikir secara rasional. Anda akan mudah memberontak daripada tenang. Anda akan menangis tanpa menghiraukan orang sekeliling. Anda tidak ada nafsu untuk makan dan akhirnya tidak menghiraukan kesihatan anda. Apa yang lebih merbahaya adalah, berkemungkinan anda sanggup mati daripada terus hidup!

Sabar! Tenangkan diri anda… Katakan kepada diri anda sendiri bahawa semua ini adalah “Normal”. Adalah normal jika anda sedang besedih dan kecewa sekarang. Anggap bahawa anda sedang menjalani satu ujian daripada tuhan. Ujian di mana akan memberi anda hikmah jika anda berjaya mengharunginya.

Saya akan sampaikan kepada anda “5 Pekara yang Perlu Anda Lakukan Apabila Putus Cinta”. Setiap 5 perkara ini akan membantu anda untuk lebih berasa tenang dan apa yang lebih penting, akan memberi anda harapan untuk terus hidup.

1.Jangan Hubungi Pasangan Anda!
Jangan call, sms, e-mail atau apa- apa cara sekali pun yang berkaitan dengan menghubungi. Jangan lakukan sebarang komunikasi kepada pasangan anda. Biarkan keadaan ini berlalu selama yang mungkin.

2.Jangan Hubungi atau Meluah Masalah Kepada Rakan Pasangan Anda.
Disebabkan tidak dapat menghampiri pasangan anda, akhirnya anda memilih untuk menghubungi rakan pasangan anda dan meluah masalah anda dan pasangan anda. Keadaan ini akan memburukkan keadaan dan bukannya memperbaiki keadaan.

3.Luahkan Masalah Anda Hanya kepada Teman Rapat Anda Sahaja!
Masalah cinta seperti ini anda perlukan seseorang yang betul- betul rapat dan memahami anda. Seseorang yang betul- betul boleh mendengar dan menjiwai masalah anda. Cari mereka dan luahkan segala masalah perhubungan cinta anda. Ahli keluarga juga mungkin menjadi pilihan anda untuk meluah.

4.Jangan Biarkan Diri Anda Keseorangan
Amaran! Jangan sesekali letakkan diri anda berseorangan. Mungkin anda perluankan masa untuk bersendirian tetapi hakikatnya anda sebenarnya perlukan teman. Dengan erti kata lain, anda perlukan pasangan anda. Apabila anda letakkan diri anda keseorangan anda akan cenderung untuk menghadapi masalah kemurungan “stress”.

5.Hadiahkan Diri Anda Dengan Sesuatu yang Menyeronokkan
Anda perlu sedar bahawa anda sedang bersedih. Jika anda terus bersedih maka, tiada penyelesaian dapat anda lakukan. Oleh itu, anda perlu hadiahkan diri anda sendiri dengan sesuatu yang ceria dan menyeronokkan. Pergi bercuti ke tempat yang asing daripada tempat anda mungkin boleh membantu anda meredakan kesedihan. Belikan sesuatu yang berharga kepada diri anda sebagai hadiah kerana anda mampu mengharungi perpisahan ini.